Siapa yang harus mendapatkan kebaikan Anda?

Manusia akan selalu baik, selama ia senantiasa berpikir, mencari dan berusaha untuk melakukan kebaikan. Tapi menjadi tidak baik, ketika ia menyuruh orang lain untuk berbuat baik, sementara ia sendiri melupakan orang yang paling dekat dan lebih berhak mendapatkan kebaikannya.

Seperti sebatang pohon gundul yang tumbuh di satu tempat, tapi ketika kemudian dipindahkan ke tempat lain, ia berbuah.

Demi Allah,, itu adalah kejelekan yang sangat besar. Perumpamaaannya seperti seekor anak ayam yang meninggalkan telurnya di lapangan terbuka, namun kemudian induk itu melingkupi telur lain dengan sayap-sayapnya.

Ungkapan di atas saya temui pada sekapur sirihnya "100 tips pendidikan keluarga" Abdul Lathif Al-Ghamidy. Sungguh sangat penting kita renungkan bersama. Kita terlalu sibuk dengan memberikan kebaikan kepada orang lain sementara keluarga sendiri (baca: anak dan istri) luput dari kebaikan kita dalam memberikan pendidikan, pengajaran, tuntunan serius bahwa kita benar-benar ingin membawa keluarga kita pada surganya Allah SWT.

Sungguh baik memberikan kebaikan kepada orang lain, tapi kemudian tidak akan menjadi kebaikan jika kita sendiri melupakan orang yang paling dekat dan lebih berhak mendapatkan kebaikannya. Hal ini yang menarik perhatian saya untuk berbagi dengan sobat melalui postingan ini.

Tapi semoga dengan memberikan kebaikan kepada sobat melalui sharing pengetahuan ini, semoga tidak menjadikan tidak baik bagi saya dengan melupakan (yang penting tidak benar-benar melupakan) keluarga saya ketika membutuhkan sekian menit untuk posting tulisan ini.

Demikian, semoga menjadi renungan kita bersama.

1 komentar:

  1. memang betul tu sob...
    Dahulukan kepentingan keluarga dulu, kalau sudah semua terpenuhi, barulah kita berusaha bantu orang lain. :)

    BalasHapus