Pelajaran buat kita

Sobat, saya pernah menyaksikan orang yang sedang dalam sakaratul maut yaitu nenek dari istri saya, dan menyaksikan dikebumikannya orang yang telah meninggal. Semua keluarga mulai dari anak, cucu, cicit, tetangga, orang terdekat berkumpul bahkan orang-orang yang mungkin selama ini memusuhinya datang untuk mendoakan dan ikut terharu menyaksikan peristiwa tersebut. Mungkin di kepala masing-masing orang, saat menyaksikan peristiwa itu, mempunyai pikiran berbeda sesuai dengan kadar kemampuan pikir masing-masing pula. Tapi saya rasa, semua orang yang hadir pada waktu itu dalam satu persepsi yang sama, yaitu rasa haru, sedih, kasihan, dan mungkin ada yang jauh ke depan memikirkan alam akhirat.

Sobat, samakah perasaan anda dengan saya, perasaan ketika sobat pun menyaksikan peristiwa yang sama dengan saya? Peristiwa itu memang membuat bulu kuduk berdiri. Pikiran melayang jauh ke alam akhirat (walaupun belum pernah, tapi demi Allah kita semua pasti) tempat kita mempertangungjawabkan semua amal perbuatan kita selama hidup di dunia. Ih serem….saya membayangkan saat malaikat mendatangi orang yang akan dipisahkan antara roh dan jasadnya. Lalu malaikat mulai mencabut roh orang tersebut tanpa perasaan. Sakit nggak ya saat roh kita dicabut dari jasad kita nanti? Aduh bagaimana nantinya dengan giliran kita? Dalam sebuah buku yang pernah saya baca, bisa diibaratkan lebih sakit ketika kita sedang dicabut nyawa dari pada tiga ratus tusukan pedang yang menghujami tubuh kita... nauduzubillah.

Sobat, saya juga telah menyaksikan orang meninggal yang sedang dikebumikan, begitu terharu..menyesakkan dada…dunia seakan sempit..seribu perasaan bercampur aduk. Saya seakan kejatuhan langit runtuh. Kaki serasa tidak menapak bumi alias hararampang.

Inilah kekuasaan allah yang tidak bisa kita halangi. Apapun pasti terjadi tanpa sekehendak kita dan atas kuasa dan kehendak-Nya. Kadang kita merasa Allah SWT begitu tega merebut sesuatu dari kita saking merasa hancurnya perasaan. Seribu cacian dalam diri yang tak bisa terlontar, kita telan bulat-bulat. Kita tidak punya kuasa apapun sobat. Entahlah, semua memang sudah begitu. Semua sudah tertulis dalam kitab “....” (saya lupa lagi namanya), sebuah catatan perjalanan hidup kita di dunia. Kitab ini berisi catatan tentang kapan kita terlahir ke dunia, kapan kita nantinya akan meninggal, apakah kita menjadi orang baik-baik selama hidup di dunia, ataukah kita menjadi orang yang selalu meresahkan masyarakat. Semuanya telah tertulis di sana. Laku lampah kita sepersekian detik tidak akan pernah luput dari perhatiann-Nya, sobat.

Sobat, mungkin sobat sama seperti saya, pernah menyaksikan hal seperti di atas. Apa yang sobat dapat ambil dari pelajaran tersebut menunjukkan seberapa jauh kontrol keimanan kita. Bukankah Allah SWT telah menyuruh kita untuk ikut mengantarkan orang dan menyaksikan dikebumikannya orang yang telah meninggal? Itu semata-mata agar kita semua mengingat mati. Sungguh sangat benar firman Allah, orang yang jadul dan baong burahay sekalipun akan luluh lantak hatinya ketika menyaksikan dikebumikannya orang yang telah meninggal tersebut. Inilah tandanya rahmat Allah turun kepada kita, Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai orang yang selalu mendapat nikmat dan rahmat Allah SWT.

Sedangkjan bagi orang yang tiada merasakan sesuatu apapun dan tidak bisa mengambil suatu pelajaran apapun dari peristiwa tersebut...sungguh...hatinya begitu jahat, telah mengerak, keras, kering kerontang dan entahlah apalagi... pokoknya dia adalah orang kejam seperti penjahat-penjahat jaman jahiliyah. Naudzubillah summa naudzubillah...semoga Allah menjauhkan kita dari orang seperti ini, karena orang seperti ini akan dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Sekali lagi, Naudzubillah summa naudzubillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar