Pohon Belimbingku sayang

Ada yang hilang dari pandanganku!
Dua buah pohon belimbing yang ada di depan rumahku, menjadi salah satu daya tarik bagiku untuk pulang kampung ke desa. Kemarin pas saat mudik idul adha-an, ternyata tak lagi kulihat kedua buah pohon tersebut dengan tegar berdiri. Hanya bekas penggalannya berupa seonggok pangkal pohon hasil pangkasan gergaji mesin atau mungkin golok, aku tidak mau tahu.

Ada sesuatu yang hilang saat aku memandangnya, tidak terasa batin menangis. Dua buah pohon yang menjadi saksi pertumbuhanku sejak mulai SD, SMP, SMA, hingga saat-saat aku menempuh kuliah di bandung, sekarang tinggal kenangan.

Belimbing oh belimbing, aku ingat saat kelas tiga SD (kalau tidak salah). Waktu itu aku sedang “mengamuk” entah karena apa, dan pohon belimbing yang masih seumur bayi hasil jerih payah bapakku menanamnya, menjadi bulan-bulanan “rengekanku”. Belimbing yang baru tumbuh setengah meteran itu spontan saja aku cabut…tapi ternyata tidak bisa, mungkin akar-akarnya yang telah menancap kuat ke dalam bumi menjadikan ia kokoh tak tergoyahkan. Aku menjadi malu sendiri saat itu, yang kulihat adalah tawa kecil bapakku tanda mengejekku…hehehe..

Ya udah, itu masa lalu. Masa lalu ya tinggal masa lalu. Sekarang apa mau dikata… satu hal yang paling tragis adalah penyebab mengapa pohon belimbingku sayang itu dipotong.

Kira-kira setahun yang lalu sering kudengar orang-orang berbicara pada orangtuaku bahwa mereka sering melihat ada hantu di pohon belimbing itu. Aku sangsi, sehingga hampir tiap malam jika saat aku pulang kampung ke perewah, sebuah desa kecil tercintaku, sering dengan sengaja aku keluar rumah dan menatap ke arah pohon belimbing itu, hanya sekedar ingin membuktikan kebenaran ucapan orang-orang. Wah ngarang ini orang-orang, pikirku.

Dan kira-kira setahun kemudian, yaitu saat aku posting tulisan ini, semakin santer saja orang yang membicarakan dan melihat keberadaan hantu di pohon belimbing di depan rumahku itu. Termasuk sesepuh-sesepuh di desaku, dan orang yang dapat dipercaya. Sempet merinding juga sih bulu kudukku..hiii..

Dan ternyata itu yang mendasari keputusan orang tuaku untuk memotong kedua buah pohon belimbing itu. Bukannya ikut-ikutan latah dengan omongan yang beredar di masyarakat, Melainkan demi menjaga suasana supaya tetap kondusif. Biarpun kata orang dengan memotong pohon itu berarti melegitimasi keberadaan hantu..tapi akan lebih parah lagi kalau dibiarkan....tul ndak?

Oya, gambar di atas adalah gambar latar belakang pohon belimbing. Aku tidak punya koleksi gambar pohon yang terbaik, hanya ini yang ada. Kalau saja aku tahu pohon ini akan ditebang, mungkin seribu jepretan foto pohon belimbing akan kubuat...

Selamat jalan pohonku...kini saat aku balik ke bandung, tidak akan lagi kubawa buah belimbingmu...padahal adik ipar, bibi, n saudara-saudaraku di bandung suka mewanti-wanti untuk membawa buahmu, sebagai oleh-oleh dari perewah.

posting by: eeng

2 komentar:

  1. saiia juga turut berduka cita atas di tebangnya pohon belimbing tersebut,..

    mau tahu kenapa pohon itu di huni sama hantu,..

    karena yang waktu kecil mau nyabut pohon, nggak nongkrong lagi di pohon belimbing nya,..

    hahahahahaha,..

    BalasHapus