Hati-hati dengan suara hati...

Hati adalah eksistensi Allah SWT di dalam diri. Ada 99 sifat asma Allah yang bersemayam dalam hati. Tanyakanlah tentang sejuta pertanyaan baik itu tentang kehidupan dunia atau akhirat, hati akan menjawabnya dengan jujur.

Dalam bukunya, ESQ, Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa hati adalah sumber kecerdasan spiritual. Jika anda ingin melatih kecerdasan spiritual, mulailah dari hal-hal yang terkecil. Gunakan kata hati anda untuk mendapatkan solusi dari setiap persoalan yang sobat hadapi.

Berikut contoh yang saya ambil dari bukunya ESQ Ary Ginajar Agustian (hanya contohnya saja saya ambil asli dari bukunya, tanpa ada perubahan kata), halaman 114, tentang contoh sederhana melatih kecerdasan spiritual dalam kehidupan sehari-hari:

Mungkin selama ini, setelah mandi, Anda gantungkan handuk dengan sembarangan, suara hati Anda akan bicara: “rapihkan dengan sempurna!” Ikutilah, itu adalah suara hati Sang Maha Teratur, Al Baasri’ (Sang Maha Menata Keteraturan).

  • Saat membuang karcis tol, mungkin Anda membuang dengan seenaknya, tetapi ada suara hati yang berbicara: “Jagalah kebersihan!” Ikutiah, itu adalah suara Sang Maha Bersih, Al Hafiidz (Yang Maha Menjaga).
  • Mungkin selama ini Anda sering berbohong, suara hati akan berbicara: “jujurlah!” Itu adalah suara Sang Maha Benar, Al Mu’izz (Yang Maha Membeningkan) dan Al Haqq (Yang Maha Benar).
  • Mungkin Anda memberikan sumbangan sumbangan kepada orang yang tidak punya. Kemudian Anda merasa riya dan sombong. Tiba-tiba ada suara yang samar-samar berbicara: “Jangan mencari pujian!” Ingatlah, itu suara hati “hati-hati”, Al Raqiib (Sang Maha Pembaca Rahasia).
  • Anda baru saja membeli mobil baru, ada suara hati berbisik: “Jangan sombong!” Ingatlah, itu suara hati Sang Maha Kaya, Al Ghaniy (Sang Maha Kaya).
  • Anda sedang putus asa, tiba-tiba ada suara hati yang menyemangati: “Teruslah berusaha!” Itu adalah suara hati Sang Maha Besar, Al Matiin (Yang Maha Menggenggam Kekuatan).
  • Anda melihat orang miskin yang sedang kelaparan, ada suara berbisik: “Bantulah!” Itu adalah suara hati Sang Maha Penolong dan Ar Rohman (Sang Maha Pengasih).
  • Anda sedang malas dan tidak disiplin, ada suara hati yang lantang bertukas: “Disiplinlah!” Itu suara hati Sang Maha Teratur, Al Wakiil (Sang Maha Pemanggul Amanat).
  • Anda baru saja mendapat rezeki. Tiba-tiba ada suara halus yang berkata: “Ingatlah kepada yang lain!” Hati-hati, itu adalah suara hati Ar Razza (Sang Maha Penabur Rezeki) dan Al Wahhaab (Sang Maha Penganugerah).

Mungkin dengan contoh tersebut sobat lebih memahami hakikat suara hati. Yuk kita bersama-sama melatih kepekaan suara hati kita. Terus terang, saya juga terkadang susah kok melakukannya. Susah karena selain selalu lupa dengan apa yang harus saya kerjakan dalam pembelajaran ini, juga ruang kecerdasan saya harus berebutan antara hati dengan otak dalam arti setiap hati berkata, otak akan memberikan analistis menurutnya sendiri. Mungkin jika bareng-bareng melatih “kata hati” (meminjam kata Erbe Sentanu) dengan sobat, si hati akan lebih kuat melawan “rasionalitas semu” dari otak kita. Yuuuuuu...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar