Jangan Berpikir Besar...(?)

Seringkali kita bersembunyi di balik “seandainya”. Seandainya aku kaya tentu saya akan..., seandainya aku punya mobil tentu saya akan...., seandainya aku seperti anda tentu saya lebih......, seandainya aku punya laptop tentu saya akan...., seandainya aku punya akses internet pibadi tentu saya akan...., seandainya aku pintar tentu.... Seribu seandainya akan memberi makan otak Anda agar Anda tidak berbuat sesuatu, tidak jadi menyelesaikan apa yang menjadi proyek anda. “seandainya” menjadi racun yang bisa melemahkan motivasi yang telah Anda bangun dengan susah payah sebelumnya.

Solusinya...? Bersyukur! We have to mensyukuri kemajuan yang telah tercapai sekecil apapun. Sekecil apapun itu, berterimakasihlah pada Allah SWT, ceuk bahasa sunda namah ”henteu ngaleuleungit”. Selanjutnya... ikhlas. Ikhlas bahwa kita berhusnudzan/berprasangka baik kepada Allah SWT. End Then...Ketiga, do it terus. Kerjakan terus tidak dengan setengah hati, tidak menunggu hingga semuanya menjadi sempurna. Jika anda menunggu hingga segala sesuatu nya harus sempurna terlebih dahulu, sama saja dengan menunggu selamanya. Seperti yang telah saya tulis dalam kamutku. Lakukan apapun yang bisa Anda lakukan saat ini. Do it dari yang terkecil dan sekecil apapun itu, laksanakanlah. Bukankah ini sesuai dengan hukum kelembaman, kalau gak salah hukum newton I, ya? Benda yang bergerak cenderung akan bergerak terus, dan benda yang diam akan cenderung untuk diam terus. Begitupun dengan aktivitas, kita akan cenderung dinamis melakukan suatu pekerjaan terus tanpa henti jika kita sebelumnya telah melakukan sesuatu, dan kita akan cenderung statis jika sebelumnya kita hanya diam terus.

Pak Thomas Edison pernah berkata demikian, mudah-mudahan ini menjadi cambuk bagi kita semua termasuk saya, “99% ide, 1% laksanakan ide”. Sound old memang ya, tapi ya ora opo-opo saya angkat lagi ke permukaan coz sekedar menghangatkan ingatan kita (kitaaa? Elu aza kali gue enggakkk!!....). Yup, Pak Thomas pun dalam menemukan kawat bohlam wolfram tidak langsung menemukan benda itu hanya dalam sekali waktu dan satu kali penemuan. Ada prosesnya, bahkan untuk menemukan kawat tersebut sebelumnya beliau mesti menemukan 1000 kawat yang tidak bisa dipakai untuk bohlam. See, kita (kitaaa? Elu aza kali gue enggakkk!!....) lihat dari kacamata “do it” nya aza ya, jangan dilihat dari sudutpandang kegagalannya.

Result oriented itu baik, but if you think that terus, so... kapan kita melakukannya? Orientasi sesuatu yang besar di depan memang sangat bagus, tapi jika Anda berpikir instan untuk mendapatkannya, saya yakin itu malahan akan menjadi penghalang bagi Anda, bahkan bisa melemahkan semangat jika memang hasil tak kunjung menemui Anda (karena memang ini masalah waktu). Anda tidak akan pernah menjadi besar jika Anda selalu berpikir besar.

So...jangan berpikir besar.

Posting by eEng | indonet2008.blogspot.com

2 komentar:

  1. betul sekale tuh,sobat. untuk meraih sesuatu emang gak isa secara instan. so, jika mengunkan pikiran itu, niscahya bisa melemahkan semangat yg ada.
    btw, thanks masih ada waktu mennyambangi diriku,hi..hi..

    BalasHapus
  2. Oke. saya mengerti sekarang mengapa saya selalu "berpikir besar". Kunjungi blog saya ya..

    BalasHapus